RINGKASAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
PT. ENERGI MEGA PERSADA Tbk
A. Aspek Liquidity
Likuiditas perusahaan adalah kemampuan perusahaan untuk mendapatkan obligasi utang bernilai (utang jangka pendek) dan kemampuan untuk mengubah piutang usaha dan persediaan ke dalam bentuk kas. Pengukuran likuiditas dapat dilakukan dengan menggunakan ukuran rasio lancar (current ratios), yaitu dengan membandingkan kas dan kativa yang dapat diubah dalam bentuk kas (aktiva lancer) dimana kewajiban jatuh tempo dan akan dibayar pada tahun itu juga (kewajiban lancar). Selanjutnya pengukuran liquiditas dapat menjadi terfokus dengan mengeluarkan unsur persediaan, yaitu rasio cepat (quick ratios).
Berdasarkan perhitungan terhadap laporan keuangan PT. ENERGI MEGA PERSADA Tbk diperoleh rasio lancar perusahaan 0.62 (2004), 1.910 (2005), 1.821 (2006), 0.652 (2007). Dapat dilihat bahwa di tahun 2005 terjadi peningkatan , tetapi di tahun 2006 dan 2007 current ratios perusahaan mengalami penurunan yang drastis.
Sedangkan dari perhitungan rasio cepat diperoleh 0.45 (2004), 1.465 (2005), 1.368 (2006), 0.549 (2007), awalnya mengalami peningkatan tetapi pada tahun 2006 dan 2007 mengalami penurunan yang tajam.
Jadi, rasio lancar dan rasio cepat PT ENERGI MEGA PERSADA Tbk pada tahun 2005 paling likuid dibandingkan dengan tahun sebelumnya dan tahun sesudahnya yang berarti perusahaan tidak mempunyai lebih banyak aktiva likuid sehubungan dengan utang jangka pendeknya, ini menunjukan perusahaan tidak mempunyai kemampuan yang lebih besar untuk mendapatkan olbligasi bernilai.
B. Aspek Leverage
Aspek leverage perusahaan berkaitan dengan keputusan pendanaan perusahaan. Bagaimana perusahaan didanai? Untuk menjawab pertanyaan ini, dapat digunakan dua ratio, meskipun sebenarnya banyak lagi yang bisa digunakan. Pertama, rasio utang (debt ratios) adalah berapa persen asset perusahaan yang dibiayai oleh utang jangka panjang. Kedua, rasio ekuitas (equity ratios) adalah persentase asset perusahaan yang akan dibiayai oleh ekuitas perusahaan (hak kekayaan).
Berdasarkan perhitungan rasio utang diperoleh 83% (2004), 87,3% (2005), 81,4% (2006), 24,9% (2007) yang berarti asset perusahaan yang dibiayai oleh utang mengalami perubahan naik turun, dalam jumlah persentase yang relative kecil. Rasio ekuitas juga mengalami perubahan naik turun secara stabil tetapi dalam jumlah persentase yang relative lebih kecil, yaitu 16% (2004), 12,6% (2005), 18,5% (2006), 35,7% (2007).
Jadi, PT ENERGI MEGA PERSADA Tbk sebagian besar (hampir seluruhnya) dibiayai oleh ekuitas (hak kekayaan) dimana rasio utang terendah tahun 2007 (24,9%) dan rasio tertinggi terjadi pada tahun 2005 (87,3%), serta rasio ekuitas terendah tahun 2005 (12,6%) dan rasio ekuitas tertinggi tahun 2007 (35,7%).
C. Aspek Efficiency
Aspek efisiensi perusahaan adalah seberapa baik perusahaan memanfaatkan asetnya / aktivanya untuk membiayai kegiatan operasinya. Pengukuran aspek efiiensi dpat dilakukan dengan beberapa pengukuran. Pertama, average collection period (periode penagihan rata-rata) menandakan seberapa cepat perusahaan menagih kreditnya yang dikukur oleh rata-rata jumlah dari penagihan piutang dagang. Dari perhitungan periode penagihan rata-rata PT ENERGI MEGA PERSADA Tbk diperoleh 29 hari (2004), 58 hari (2005), 71 hari (2006), 62 hari (2007). Ini menunjukan bahwa perusahaan mempunyai waktu yang cenderung lebih lama untuk menagih piutang usahanya meskipun waktu penagihannya berubah secara tidak stabil. Periode penagihan rata-rata tertinggi (waktu penagihan paling lama) pada tahun 2006 (71 hari) dan terendah pada tahun 2004 (29 hari).
Pengukuran kedua, perputaran piutang usaha (account receivable turnover) menunjukan seberapa cepat perusahaan menagih kreditnya yang diukur oleh lamanya waktu piutang usaha ditagih. Dari perhitungan yang dilakukan, diperoleh PT ENERGI MEGA PERSADA Tbk memutar usahanya 12.72 kali (2004), 6.347 kali (2005), 5.136 kali (2006), 6.177 kali (2007). Ini menunjukan bahwa perusahaan lambat menagih piutangnya tiap tahun dengan perputaran piutang usaha paling lambat pada tahun 2006 (5.136 kali).
Pengukuran ketiga, perputaran persediaan (inventory turnover) menandakan likuiditas relatif inventori , yang diukur oleh berapa kali penggantian persediaan perusahaan selama tahun tersebut. Berdasarkan perhitungan terhadap perputaran persediaan diperoleh 3.32 kali (2004), 3.867 kali (2005), 1.942 kali (2006), 2.104 kali (2007). Jadi perusahaan kurang baik dalam mengatur persediaan dengan perputaran persediaan 3.867 kali per tahun (hanya pada tahun 2005).
Pengukuran keempat, perputaran total aktiva (total assets turnover). Rasio ini menunjukan sebarapa efisien perusahaan menggunakan aktivanya untuk menghasilkan penjualan. Berdasarkan hasil perhitungan, dapat dilihat bahwa perputaran total aktiva 0.31 (2004), 0.292 (2005), 0.166 (2006), 0.121 (2007), dalam hal ini PT ENERGI MEGA PERSADA Tbk ini menunjukan kurang efisien menggunakan aktivanya pada tahun 2007 (0.121).
Pengukuran kelima, perputaran aktiva tetap (fixed assets turnover). Dari perhitungan yang dilakukan, diperoleh perputaran aktiva tetap perusahaan 741.78 kali (2004), 741.78 kali (2005), 253.22 kali (2006), 171.055 (2007). Ini menunjukan penurunan hingga 171.055 pada tahun 2007, yang berarti perusahaan tidak mampu mengatur aktiva tetap secara efisien.
D. Aspek Profitability
Aspek profitabilitas berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan (profit). Pengukuran aspek ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya adalah margin laba operasi (operating profit margin) dan pengembalian equitas saham biasa (return on equity / ROE). Margin laba operasi menunjukan kefektifan manajemen dalam mengelola laporan keuangan perusahaan atau kemampuan perusahaan untuk mempertahankan biaya dan beban yang berhubungan dengan penjualan. Dari perhitungan yang dilakukan, diperoleh magin laba operasi PT ENERGI MEGA PERSADA Tbk 29% (2004), 22.6% (2005), 14.4 % (2006), 10.8% (2007). Ini menunjukan bahwa margin laba operasi perusahaan terus merosot dari tahun 2004 hingga 2007. Jadi, PT ENERGI MEGA PERSADA Tbk memiliki manajemen yang kurang efektif untuk mempertahankan biaya dan beban yang berhubungan dengan penjualan karena tiap tahun laba operasinya yang menurun.
Pengukuran aspek profitabilitas perusahaan menggunakan pengembalian equitas saham biasa menunjukan rata-rata penghitungan pengembalian atas investasi pemegang saham yang diukur dengan membandingkan pendapatan bersih terhadap ekuitas biasa. Perhitungan ROE PT ENERGI MEGA PERSADA Tbk adalah 7% (2004), 20% (2005), 14% (2006), 8% (2007). Ini menunjukan bahwa pengembalian ekuitas saham terus menurun dari tahun 2004 hingga 2007.
Jadi, profitabilitas PT ENERGI MEGA PERSADA Tbk sangat buruk karena profitnya rendah, dimana terus merosot dari tahun 2004 hingga 2006, sedangkan peningkatan hanya ada pada tahun 2005 (20%), hal ini bila dilihat dari margin laba operasi dan pengembalian ekuitas saham.
LIQUIDITY | 2004 | 2005 | 2006 | 2007 |
Current ratio | 0,62 | 1,910 | 1,821 | 0,652 |
Quick ratio | 0,45 | 1,465 | 1,368 | 0,549 |
Cash ratio | 0.017 | 0,38 | 0,64 | 0,137 |
| | | | |
EFFICIENCY | 2004 | 2005 | 2006 | 2007 |
Average collection period | 28,68 | 57,506 | 71,054 | 61,68 |
Account receivables turnover | 12,72 | 6,347 | 5,136 | 6,177 |
Total asset turnover | 0,31 | 0,292 | 0,166 | 0,121 |
Inventory turnover | 3,32 | 3,867 | 1,942 | 2,104 |
Fixed asset turnover | 741,78 | 741,78 | 253,22 | 171,055 |
| | | | |
LEVERAGE | 2004 | 2005 | 2006 | 2007 |
Debt ratio | 83% | 87,3% | 81,4% | 24,9% |
Equity ratio | 16% | 12,6% | 18,5% | 35,7% |
Debt to equity ratio | 519% | 688,3% | 439,1 % | 69,7% |
| | | | |
PROFITABILITY | 2004 | 2005 | 2006 | 2007 |
Operating profit margin | 29% | 22,6% | 14,4 % | 10,8% |
Net profit margin | 8% | 0.132% | 12,3% | 10,1 % |
OIROI | 9% | 6,6% | 2,4% | 2,3% |
ROE | 7% | 20% | 1,4% | 0,8% |
ROA | 9% | 6,6% | 2,4% | 1,3 % |
Times interest earned ratio | 32,37 | 56,67 | 13,505 | 2,673 |
EPS | 8,98 | 20,63 | 14,42 | 8,03 |